Dua Windu Perjalanan Bersama Tiga Generasi Gizi Super Cream

Tahun ini ada lagi produk jadul (selain motor saya si Ezy) yang genap dua windu bersama saya. Dua windu? Iya, 16 tahun! πŸ˜€ Saya sendiri tidak pernah terbayang sebelumnya, ternyata saya sudah bersama Gizi Super Cream selama itu. πŸ˜‰

Sebelumnya, apa itu Gizi Super Cream (GSC)? Hmm, Sahabat mungkin masih ingat dengan iklan produk krim wajah ini di video berikut. Kala itu tahun 2011-an, Riyanni Djangkaru yang menjadi model iklannya.

Sudah ingat? πŸ˜€

Nah, seperti yang tertera pada judul, kali ini saya akan berbagi kisah saya selama memakai produk GSC. Mumpung saya dapat angka istimewa. πŸ˜€

Enam belas tahun itu bukan waktu yang sebentar. Awalnya saya mengenal GSC saat duduk di bangku SMP. Boleh dibilang saya korban iklan, terus kena bujuk tetangga yang punya warung kelontong. Karena testimoni si tetangga kami itu lumayan meyakinkan, jadilah Ibu pun menganjurkan.

Di sisi lain, saya adalah tipe anak yang susah diam. Ada saja kegiatan di luar rumah. Main ke sungai, naik sepeda, manjat pohon, belajar kelompok di rumah teman, latihan menari …. Belum lagi kalau sudah ikut latihan Pramuka, level eksotis kulit putri sulung beliau ini mudah sekali bertambah. Ya, iyalah, mulai apel latihan saja pk. 14.00. Matahari masih terik di jam-jam itu! Singkat cerita, Ibu mau saya kenal dengan kosmetik, setidaknya memakai pelindung kulit (baca: GSC).

Harus pakai pelindung, ya? Padahal, ngomong soal kosmetik, saya termasuk tipe gadis yang suka secukupnya. Maunya praktis, ga suka ribet. Dandan pun begitu. Pendek kata, saya cuek sekali kalau soal dandan. Hihihi, jadi malu. 😳

Sebenarnya saya tahu apa-apa saja jenis kosmetik dan urutan pakainya sejak mengenal dunia tari di awal tahun 90-an. Namun, bagi saya, kala itu kosmetik adalah pelengkap dari sebuah pentas. Tidak lebih. Untunglah, sejak kenal GSC, saya jadi lebih sadar kalau kulit penting juga untuk dilindungi; meski bukan untuk tujuan menjadi lebih putih. Sejak itu untuk urusan wajah, saya selalu mempercayakannya pada GSC. Saya tidak kenal bedak tabur untuk wajah, bedak yang saya punya hanya body talc. πŸ˜†

Okay, bicara soal GSC, di tahun 90-an akhir produk ini sepertinya belum begitu terkenal di kalangan ABG. Seingat saya, saat itu harga per pot ukuran 27 gram masih Rp6000,00. Baru setelah rezim orde baru digulingkan, harga per pot-nya perlahan naik menjadi hampir dua kali lipat: Rp11.000,00. Ya, bisa maklum. Harga BBM naik, otomatis berimbas juga pada harga barang-barang.

Hmm, kalau ngomong soal harga, saya pikir, dengan kualitas GSC yang dirilis tahun 1972 dan direkomendasikan oleh Gusti Putri Mangkunegara VII (Solo), krim ini termasuk murah. Apalagi kandungannya yang bikin kulit kenyal dan kencang, hampir selevel dengan produk “Secret of the Sea” buatan Amerika seharga M$50.00 per pot yang saat itu dipakai oleh Gusti Putri.Β Ya, GSC bersifat menutrisi, bukan memutihkan. Setelah memakai beberapa tahun pun, kulit wajah saya tidak pernah terlihat putih memplak seperti di iklan-iklan. Untunglah, saya lebih suka berkulit sawo matang. Itu khas Indonesia. πŸ˜‰

O ya, saya tadi menyinggung soal kandungan GSC. Memang apa saja kandungan GSC?

GSC generasi pertama yang saya pakai di era 90-an akhir memiliki dua kandungan andalan: rumput laut dan buah bligo. Seingat saya, dua kandungan tersebut tetap dipertahankan hingga 10 tahun kemudian.

Dalam rentang waktu tersebut, beberapa kali saya kesulitan menemukan produk GSC. Maklumlah, saya tinggal di daerah; belum lagi ketersediaannya di swalayan langganan yang seringkali terbatas. Pernah malah saya terpaksa berpaling ke krim wajah lain karena GSC langka. Biasanya tidak lama, begitu saya berhasil mendapatkan GSC lagi, saya tinggal krim-krim itu. πŸ˜›

kiri ke kanan: tiga generasi Gizi Super Cream
kiri ke kanan: tiga generasi Gizi Super Cream

Rupanya saya memang susahmove on, ya,Β dari GSC. Hehehe, begitulah kalau saya sudah cocok dengan sebuah produk. Orang boleh bilang saya kuno, kolot, ga nge-trend … peduli amat! Asal kulit saya sehat, saya bisa setia. πŸ˜€

Sekitar 2 tahun lalu, GSC yang telah genap berusia 40 tahun mulai terlihat mengembangkan produk. Kandungan krim ini pun ditambah. Dari dua, menjadi empat kandungan: rumput laut, buah bligo, kedelai, dan almond. Sebagai akibat, harga (yang tertera di kemasan) pun bertambah menjadi Rp13.000,00-an untuk ukuran pot 27 gram. Generasi kedua GSC ini tak kalah bagus dengan generasi pertama.

Tahun 2014 ini, sepertinya riset GSC makin baik sehingga mereka menambahkan tiga lagi kandungan pada krim GSC generasi ketiga. Dari empat, menjadi tujuh: rumput laut, buah bligo, kedelai, almond, pepaya, lidah buaya, dan beras. Semakin kaya nutrisi, masih tetap bagus juga di wajah saya. Cuma, akibat sampingnya, nih, yang kurang bagus, hehehe. Ukuran pot-nya dikurangi hingga 2/3 bagian! 😯

Asli, saya kaget! Kok jadi mungil begini kayak saya? Hihihi πŸ˜† Ya, namanya riset dan pengembangan memang butuh biaya yang ga sedikit. Jadi, kalau ada pemangkasan, ya, sekalipun awalnya kaget, konsumen lawas seperti saya bisa maklum. πŸ˜‰ Saat ini produk GSC yang saya pakai, di tempat tinggal saya masih bisa dibeli dengan harga lama, meski di kemasannya tertera Rp15.000,00 dan ukuran pot-nya menyusut menjadi 9 gram. πŸ˜›

Well, kalau ada yang tanya soal efek penggunaan jangka panjang, hmm … sejauh ini tidak ada indikasi yang mencurigakan dengan kulit wajah atau organ tubuh saya, alhamdulillah. Itu berarti produk GSC ini aman digunakan untuk jangka panjang karena halal, terbuat dari bahan-bahan alami, dan tidak mengandung merkuri/raksa.

Yes, so far so good. Saya pun masih menggunakan krim ini pagi dan malam. Pagi sebagai alas bedak, malam sebagai krim penutrisi. Wajah pun awet sehat dan kenyal. Satu hal lagi, karena Gizi Super Cream pula, saya bisa menjadi bagian konsumen yang setia pada produk negeri sendiri. Terima kasih, Gizi, teruslah menjadi inspirasi untuk Indonesia. πŸ˜‰

13 thoughts on “Dua Windu Perjalanan Bersama Tiga Generasi Gizi Super Cream

  1. Nice article, dan setelah sy lihat2 komposisi gsc ini dg produk luar yg alami spt skinfood, the body shop, ingridients gsc memiliki kualitas yg sama bahkan diatas produk2 tsb. Sekedar info penulisan ingridients kosmetik diatur oleh BPOM dg cara komposisi disusun berdasarkan persentase mayoritas (ditulis di awal) ke persentase minoritas (ditulis akhir) dan bs dilihat ingridients gsc dg kompetitornya. #supportlocalproducts

  2. nice article,kapan2 pengen nyoba pake cream gizi,zaman ibu aq dlu suka banget pake ini :D.. izin share nih,Kami Matahari Course
    akan membantu anda dalam membuka usaha bisnis yang sesuai dengan pilihan
    anda.Berbagai materi item lainnya bisa anda buat untuk keperluan
    sendiri atau sebagai lahan wirausaha anda.! (βŠ™.βŠ™(β˜‰Μƒβ‚’β˜‰)βŠ™.βŠ™)
    Kursus
    membuat berbagai macam handicraft,kimia food,kimia industri,kimia
    kosmetik dan masih banyak lagi tentunya sangatlah mudah, hanya dengan
    menyiapkan beberapa bahan seperti : bahan aktif, bahan pelengkap dan
    bahan pendukung lainnya. Alat –alatnya pun sederhana loh, tanpa
    menggunakan peralatan mahal ataupun mesin dan hanya menggunakan
    peralatan manual yang sederhana.☜(Λ†β–ΏΛ†c)
    Jika anda berminat menjadi
    seorang pengusaha di bidang SkinCare,Massage & Body Treatment,
    produk kosmetik atau ingin mempelajari bagaimana membuat foundation
    sendiri, silahkan mempelajari website saya di http://www.MatahariCourse.com .
    Karena kami memiliki ratusan materi yang berkualitas untuk dipelajari
    dan dijadikan sebagai produk usaha anda.α•™(`β–ΏΒ΄)α•—

    Info lebih lanjut
    hubungi ke nomor HP : 081 5502 6593 atau Telp : 031-3538338 . Dapatkan
    segera paket-paket usaha yang menarik dan special! Jangan lupa subscribe
    dan bagikan ke teman anda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *