Makin Kepo Gara-gara Pureit

Siapa yang belum kenal merek dagang dari perusahaan yang satu ini? Unilever, sepertinya produk perusahaan ini sudah mendunia dan menjadi teman akrab bangsa Indonesia. Mulai dari barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti sabun mandi, pasta gigi, shampo, sabun detergent untuk mencuci segala barang, makanan dalam kemasan, dsb termasuk produk yang satu ini, Pureit.

Seingat saya belum lama iklan produk mesin penjernih air ini ditayangkan di televisi. Saya sih hanya hafal dengan harganya, Rp500.000,00 πŸ˜€ Selain itu, saya tidak pernah terlalu memperhatikan. Maklumlah, keluarga kami tinggal di desa. Alhamdulillah sumber air bersih tetap ada, sekalipun saya trenyuh juga karena beberapa tahun terakhir pengalihfungsian lahan terbuka menjadi perumahan meningkat tajam. Belum lagi kasus β€œbuang sampah sembunyi tangan” kian marak.

Mengapa saya sebut β€œbuang sampah sembunyi tangan”? Di beberapa tempat di kampung kami sering ada timbunan sampah mendadak setiap pagi. Tidak main-main, bukan hanya sebungkus kecil, tetapi beberapa karung. Astaghfirullaah πŸ˜₯ Sepertinya si empu sampah adalah pengusaha warung makan dan enggan bertanggung jawab mengelola sampah. Itulah mengapa oknum pemilik sampah tersebut menyewa orang-orang yang mau membuangkan sampah mereka. Pokoknya terima beres saja. Ini dugaan warga kampung yang telah beberapa kali memergoki orang bermobil pick up membuang karung-karung berisi sampah tersebut pada pagi buta. Ckckck.. alangkah tidak adilnya bagi pemilik tanah yang tahu-tahu β€œketiban rezeki”. Masih mending kalau beberapa karung koin emas.. lhaa ini, sampah! Siapa yang mau?!!

Sampah yang tidak dikelola, baik berupa cairan maupun padatan, berpotensi menurunkan kualitas air tanah. Kita tentu tidak bisa memungkiri hal itu. Di mana-mana terjadi kerusakan lingkungan dan penyebab utamanya, manusia! Bisa jadi isu lingkungan tentang penurunan kualitas air tanah inilah yang menjadi fokus penelitian PT Unilever sehingga berinovasi dengan menciptakan produk Pureit.

Seperti yang telah saya tulis di muka, bahwa saya kurang begitu ngeh dengan iklan produk tersebut. Yang saya tahu hanya harganya. Namun, beberapa waktu lalu saya dipaksa menoleh dan mencermati produk ini saat seorang teman lawas zaman SMU (saya akrab memanggilnya Tintang), meminta bantuan saya untuk mengirim refill Pureit ke Makassar. Di sana memang belum ada agen atau distributor Pureit. Tintang mengaku mendapatkan produk ini pun dahulu karena memesannya lewat famili yang berdomisili di Jakarta. Padahal Makassar termasuk kota besar di kawasan Indonesia Tengah ya?

Hm, saya tahu bagaimana rasanya orang kebingungan. Ok, biarkan otak saya bekerja. Kira-kira bantuan macam apa yang bisa saya berikan kepadanya? Seketika saya merasa harus tahu seperti apa detail produk ini. Apa bedanya dengan me-refill dispenser? Apa saya harus mengirim sekontainer air dari kaki Merapi ke Makassar? *yang ini lebay, lupakan! πŸ˜†

Maka, bak orang pandir (ceilee bahasanya πŸ˜† ), saya pun mencari informasi tentang Pureit. Seperti apa bentuknya? Apa manfaatnya? Mengapa bintang iklannya dengan gamblang menjelaskan bahwa air yang telah dijernihkan dengan Pureit 100% aman untuk dikonsumsi tanpa harus direbus terlebih dahulu? Bagaimana bisa? Tapi, kalau tiap kali refill harus mengganti Rp500.000,00 untuk alat seukuran itu, apa tidak rugi ya? Di antara kebingungan saya masih saja terus mencari informasi. Saya sempatkan bertanya pada Tintang,

β€œMemangnya kalau refill itu apanya yang harus diganti, Bu?”

Wajar bila saya menanyakan hal itu kepada orang yang telah menggunakan alat tersebut selama sekian bulan. Namun, jawaban yang saya peroleh sungguh di luar dugaan. Hm.. beginilah akibatnya bila pengguna produk baru tidak begitu memahami manual-nya. Bisa maklum karena ini refill pertama untuk Tintang. Yang meminta bantuan tidak cukup memberikan informasi, yang dimintai bantuan apalagi.. bengong kaya sapi ompong hehehe :mrgreen: Ya, sekalipun demikian saya belum mau berhenti. Entahlah, mungkin ini alasan adik sepupu menjuluki saya Miss Kepo πŸ˜† kalau penasaran dengan sesuatu pasti dikejar sampai benar-benar mengerti. Sungguh, saya bersyukur dengan ke-kepo-an saya πŸ˜› Alhamdulillah πŸ™‚

***

Saya mulai menghubungi seorang tetangga, namanya Haris. Adiknya, Rahma, bekerja di salah satu distributor produk Unilever di Sleman. Sayangnya, setelah beberapa kali SMS-an, hasilnya nihil! Kantor tempat Rahma bekerja tidak menyalurkan produk dan/atau suku cadang Pureit. Hmm… saya jadi mikir lagi. What should I do? Blogger manapun tahu, mbah Google bisa diandalkan di saat seperti ini. Mulailah saya menelusur, menggonta-gantikan kata kunci pencarian agar hasilnya pas dengan yang saya inginkan. Mulai dari seperti apa Pureit, hingga suku cadang alias refill-nya pun bisa saya temukan. Untuk refill, namanya germkill kit (GKK), harganya Rp150.000,00. Setelah itu, saya ketik β€œagen pureit jogja” dan bermunculanlah sekian banyak laman. Salah satunya yang ini. Ahaa!! Laman ini berisi alamat kantor penyalur produk Pureit di beberapa kota di Pulau Jawa, termasuk Jogja. Ada beberapa memang, saya pilah-pilah dan pilihan jatuh pada dua kantor yang jarak tempuhnya tidak terlampau jauh dari tempat kerja. Enggal JayaJl. Urip Sumoharjo No. 77 adalah toko alat elektronik yang menurut saya terdekat. Catat nomor teleponnya (0274) 515892 dan beraksilah, Phie! πŸ˜€

Setelah menghubungi Enggal Jaya untuk kali pertama.. oh, maaf sekali, rupanya saya belum beruntung. Seorang karyawan yang mengangkat telepon di seberang sana mengatakan bahwa stok GKK sedang habis. Saya diminta untuk menghubungi kembali sekitar dua hari kemudian. Ok! Dua hari kemudian saya menghubungi kembali. Sudah ada. Itu berarti sebelum orang lain mendahului, lebih baik saya yang mendahului mereka! :mrgreen: *Apaan sih ini? πŸ˜›

Maksud saya, saya mesti segera membelinya, kan kasihan yang menunggu di seberang laut sana. Mau minum air saja harus menunggu kiriman datang. Lha kalau saya URL (unit reaksi lambat), apa kata Tintang? *eh? ❓ πŸ˜€ Maka dengan sangat pede, hari Sabtu 21 Juli saya datangi Enggal Jaya dan bertanya seperti apa sih suku cadangnya? Oleh seorang karyawan, saya ditunjukkan mulai dari alat secara lengkap hingga GKK itu sendiri. Rupanya, ada yang masih membuat saya ragu. Selain GKK, ada sebuah lagi suku cadang yang juga harus diganti, saringan serat mikro (SSM) namanya. Sebenarnya yang dibutuhkan Tintang itu yang mana? GKK saja atau bersama saringan serat mikronya? Alhasil, saya pulang dengan tangan kosong. Hanya saya sempat mengambil foto kedua bagian itu, seperti inilah bentuknya..

inilah germkill kitt Pureit yang seharga Rp150.000,00 itu, terdiri atas filter karbon aktif dan penjernih
salah satu bagian germkill kit (filter karbon aktif) itu ternyata berbentuk 1/2 bola πŸ˜€
ini dia saringan serat mikro Pureit

Saya tanya apa SSM juga dapat diperoleh di Enggal Jaya. Sayang sekali, jawaban tidak bisa saya dapat saat itu juga. Katanya sih stoknya tidak ada. Hm, tapi mereka berjanji menanyakan hal itu ke Suara Konsumen Pureit. Baiklah… ♬Aku pulang tanpa dendam.. Kuterima kekalahanku.. ♬ *kok malah nyanyi? πŸ˜†

***

Konsultasi dengan Tintang pun berlanjut. Pada akhirnya, ditemukanlah titik permasalahan. Lampu indikator di alat Pureit yang ia punyai telah berubah dari putih ke merah seluruhnya. Itulah waktunya ia melakukan penggantian GKK. Menurut hasil uji Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM, idealnya alat ini mampu bekerja menyaring air hingga 1500 liter, kalau dirata-rata itu sekitar penggunaan 8 bulan. Namun, tentu saja sangat tergantung pada kualitas air. Ya, kita semua tahu.. beda jenis tanah, beda kandungan, akan berbeda pula kualitas airnya. Hal ini tentu berpengaruh pada jangka waktu penggunaan GKK. Untuk lebih lengkapnya bisa ditilik di link berikut ini.

Beberapa hari kemudian, 25 Juli, saya menghubungi (lagi) Enggal Jaya. Mau saya kalau bisa sekalian pesan GKK plus SSM-nya. Hm, kabar buruk! Walaupun harga saringan mikro tersebut tidak ada Rp20.000,00 per buah, tetapi Enggal Jaya tidak bisa menyediakannya. Saya malah diminta untuk menghubungi langsung Suara Konsumen Pureit di Jakarta dengan nomor telepon (021) 500258. Baiklah, bukan Phie kalau tidak menjabaninya *eh, ga boleh sombong ah!

Alternatifnya, (A) saya pesan saringan mikro tersebut plus ongkos kirim ke Jogja, atau (B) saya pesan atas nama Tintang dan minta untuk dikirim ke Makassar. Jadi, A atau B? Sebenarnya, saya tidak punya pilihan lain, kecuali….

Tuuut.. tuuut..

β€œSuara Konsumen Pureit, selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?”

Lagi-lagi saya harus berurusan dengan customer service πŸ˜€ Ini mengulang sukses seperti kala saya melakukan deal pertama di DISKON.com sekalipun berbeda medianya. Perbincangan pun terjadi dengan seorang mbak di seberang sana. Tidak berapa lama negosiasi pun terjadi. Yang perlu saya sampaikan adalah bertanya tentang saringan serat mikro, cara pemesanannya, sampai dengan menyampaikan sekiranya saya bisa melakukan alternatif yang (B). Jadi, bagaimana hasilnya?

1.Β Β Β Β Β  Harga saringan mikro Rp17.000,00 per buah. Sebenarnya, semisal belum ada pengganti saringan serat mikro sementara bisa dibersihkan dengan cara mencucinya sambil disikat perlahan. Memang warnanya tidak seputih bila dibandingkan bila menggantinya dengan saringan baru, tetapi menurut mbak CS Pureit yang saya hubungi tersebut, itu tidak apa-apa.

2.Β Β Β Β Β  Belum ada layanan kirim ke Makassar (entah untuk kota lain di luar Jawa). Bisa jadi ini karena Pureit masih tergolong produk baru, sehingga distribusinya belum merata. Oke-lah, itu berarti hanya plan (A) yang bisa dipilih.

3.Β Β Β Β Β  Lalu, bagaimana dengan cara pemesanannya? Pertama, pelanggan mentransfer sejumlah biaya pembelian plus ongkos kirim ke rekening BCA no. 2303111999 atas nama PT Midisindo Citra Sari. Setelahnya, bukti transfer tersebut dikirim via fax beserta alamat pengiriman ke nomor (021) 5273288.

Kalau saya hitung-hitung ditambah ongkos kirimnya Rp10.500,00 ke Jogja, sementara harga per buahnya Rp17.000,00, rugi kalau hanya beli 1 buah. Padahal barangnya kan sangat ringan bak kapas. Bahkan beli satu atau tiga ongkirnya sama. Namun, (lagi-lagi) saya perlu mengkonsultasikan ini dengan bu dosen yang di seberang sana :mrgreen: Apa coba katanya?

β€œSaya kirim Rp200.000-an, mbak Upi saja yang ngaturkan. Makasih banyak ya.”

Baiklah, terima jadi ta ini? Siap, Bu! Biarkan Miss Kepo beraksi. Hari itu juga saya jemput GKK di Enggal Jaya. Sehari setelahnya saya transfer biaya pembelian plus ongkir. Dua buah saringan serat mikro plus ongkir = Rp17.000,00 x 2 + Rp10.500,00 + Rp5.000,00 (biaya transfer non-nasabah BCA) = Rp49.500,00.

Sehari kemudian, 27 Juli, saya kirimkan bukti transfer dan alamat pengiriman via fax. Begitu fax terkirim, saya menghubungi Suara Konsumen Pureit, saya pikir penting untuk melakukan konfirmasi. Berdasar pengalaman, ada kalanya karena faktor X pesan tidak dapat diterima. Setelah saya mendapat kepastian fax telah diterima dengan alamat yang jelas tertera di sana, si mbak CS berkata,

β€œBaik, Bu Palupi. Fax telah kami terima. Silakan ditunggu ya. Maksimal satu minggu. Terima kasih.”

Hm, saya pun melenggang pergi dari wartel Kopma UGM dan melanjutkan kembali aktivitas redaksi. Keep rolling, keep rock & roll, Gal! *rocker mode on πŸ˜†

Β ***

Sabtu siang, 28 Juli. Saya sedang sibuk ketak-ketik-ketuk keyboard komputer redaksi. Saya libur, tapi sekadar mampir kantor karena ada teknisi yang mau menambahkan komponen di komputer kerja redaksi. Jadi sembari menunggu proses maintenance komputer, saya asyik menyusun postingan di komputer sebelahnya :D. Hingga si teknisi selesai mengecek sana-sini, saya masih asyik saja. Ckckckck begini nih kalau sudah nge-blog, suka lupa kalau di sebelah ada orang lain πŸ˜› Sekitar pk. 14.30 ponsel Nokia jadul saya berdering. Who’s calling? Nomornya asing.

β€œHalo, selamat siang..” sapa saya.

β€œSelamat siang, Bu Palupi. Kami dari PT Midisindo Citra Sari bla bla bla..” balas yang di seberang.

Singkat cerita, bapak tersebut adalah kurir yang mengantar saringan serat mikro pesanan saya. Wah, cepat sekali ya sampai di Jogja?! Sayangnya, saya sedang tidak ada di rumah. Maka, saya pun memberikan ancer-ancer arah jalan ke rumah. Setelah beliau paham petunjuk arah, beliau pun undur diri. Segera saya hubungi nomor telepon rumah. Untunglah, Ning ada di rumah. Saya minta tolong ia menerima kiriman tersebut.

Selamat! Saatnya mengirimkan paket ke Makassar untuk Tintang berikut catatan berisi semua biaya yang dikeluarkan. Siiplah. Terima kasih ya, Tintang. Kalau tidak begini, saya mungkin tidak akan pernah tahu banyak hal tentang Pureit. At last but not the least, menjadi Miss Kepo itu ternyata banyak manfaatnya jujaa yaa hehehe πŸ˜†

43 thoughts on “Makin Kepo Gara-gara Pureit

    1. untunglah, Reza.. sama di tempat saya. tapi, mungkin untuk antisipasi, kita juga perlu tahu produk-produk penjernih air semacam Pureit. πŸ˜€

        1. nah, berarti wawancaranya mesti dua kelompok narasumber yak. satu kubu Pureit, satu lagi kubu Aqua galon. hayooo… tambah rame sepertinya :mrgreen:

          1. Hahaha … harus dihitung dulu efisiensinya. Tapi kalo dibandingin sama isi ulang air yang cuma 3.000ribu perak kayaknya lebih hemat isi ulang ya, meski banyak orang meragukan kehigienisannya πŸ˜€

          2. Sepertinya memang begitu, tapi saya pernah lihat di kaskuser ada yang bilang bisa 1500-an seharinya kalau pakai Pureit *kalau ga keliru ingat πŸ˜€ Googling aja coba, misal mau ngikuti ke-kepo-an saya hihihi πŸ˜†

          3. nah ya, ayo Rez bikin polling sederhana atau wawancara gitu.. saya sudah punya seorang teman incaran, siapa tahu dari kota lain ada yang mau juga bersuara πŸ˜€ *ngompori

      1. insyaAllah, Om. tapi, yang namanya air jernih kan setahu kita memang kudu, wajib ain bin fardhu, harus dimasak hingga mendidih kan? *jadi rada-rada ga percaya sama produk ini* tapi kita perlu deh dengar juga dari konsumen Pureit πŸ™‚

  1. serius nih? PUreit itu bagus?
    selama ini hatiku maju mundur mo beli soale hehehe
    jadi sekarang udah nyoba nih? tulis lagi dong gimana pengalaman rasa air dan lainnya deh πŸ˜€ tak tunggu yah

    1. saya belum bilang kualitas air hasil saringannya bagus, Mbak Ni 😐 kan bagi pengalaman soal cara beli refill Pureit saja. ini karena ada teman jaman SMA yang mau beli refill tapi masih susah di Makassar. kemarin waktu saya hunting info via Google sih banyak yang bilang bagus (itu pengalaman orang, bukan saya :lol:). biar ga gojag-gajeg alias maju-mundur coba Mbak Ni tilik di link LPPT UGM yang ada di dalam tulisan, bukti laboratoris ada di sana.. πŸ˜€

  2. di jakarta banyak yg make mbak jatu … dulu sempet mau beli. tapi gak jadi, mending pake aqua galon aja … soalnya geli. gak yakin juga, bener2 bersih ato gak, pas liat demo SPGnya wktu itu kok kyk msh ada yg kotor airnya…hehe

  3. Melihat harga barangnya memang kayaknya murah jika dibanding dengan manfaatnya, karena air yg tampaknya jernihpun belum tentu aman….
    Cuma belum menemukan kenalan yg sudah nyoba. Nunggu testimoni dari sahabat.
    Nunggu Mbak Phie atau Nique… πŸ˜€
    Ayo, buruan beliiiiiiiiiii

    1. Hahahahaha… Pak Mars nih mengharap saya beli Pureit πŸ˜†
      Hm, kalau testimoninya hasil wawancara teman saya si Tintang saja gimana? *nawar :mrgreen:

  4. Jadi Phikepo wati yaa mbak, xixixixi πŸ˜€

    Eeh nair juga baru tau lho kalau yang di tipi2 itu beneran buat nyari air langsung, selama ini kan tergantung sama air galon aqua πŸ˜€

    1. Waduuh, dapat nama baru nih saya: Phiekepowati πŸ˜†
      Bukan buat nyari air, Niar.. tapi penjernih dan penyaring sehingga bisa langsung dikonsumsi.
      Hm, sepertinya mesti ada yang wawancara deh. Bikin polling aja gimana ya? πŸ˜€

  5. Aku juga sama. Walaupun bersih kok ya masih ragu ya coz kayak ga diapa-apain gitu. Masak sih menyehatkan? Apalagi tanpa proses gas dan listrik. Gimana gimana? Ayo Phie tulis ulasan dr pengalaman langsung…:)

    1. maunya sih, Om.. tapi kan saya belum punya pengalaman menjadi pengguna langsung. hm, ada baiknya saya gelar wawancara dengan sohib saya itu ya? πŸ˜€

  6. miss kepo apa kabarnya di sana? πŸ˜€
    si ezzy tak disebut di artikel ini, meski ada adegan miss kepo tancap gas :p

    aku pernah ada keinginan beli produk ini sih… tapiii… ah, nunggu mbak pie dapet fee dari unilever aja, siapa tau aku dibeliin satu :p


    hati-hati miss kepo bisa berubah menjadi miss klepon :mrgreen:

    1. Alhamdulillah, Mis Kepo baik-baik saja. Apa kabar penguasa Renon? hehehe :mrgreen:
      Sekalipun Ezy ga disebut, teteplah dia partner yang setia diajak ke mana pun πŸ˜€

    1. Soal spareparts Pureit tentu jadi beli, kan itu pesanan teman saya.. cuma kalau Pureit-nya saya mah ga punya, merasa belum perlu saja πŸ˜€
      Oya, salam kenal Ave πŸ™‚

  7. salam kenal mbak, lagi googling pureit nemu blog ini, saya pemakai pureit juga. Selama ini sangat puas dengan air hasil penyaringan pureit. bahkan saay sekarang Aqua galon langka dan sangat mahal saya bisa santai santai selama air PDAM dan air sumur mengalir.
    Saya juga masih pake Aqua galon untuk air panasnya, kalo air dingin saya kurang yakin karena rata-rata 75% galon itu kotor sampai ke lehernya yang bersentuhan dengan dispenser. Belum lagi sambungan/celah di lehergalon coba dikerok dengan kuku dan tissue galon, kalihatan kotoran yang nempel (dijalin 100% galon ada kotorannya) dan sulit menghilangkannya. Apakah bisa dijamin kotoran ini tidak bersentuhan dengan air saat dituang di dispenser ? kemungkinan kotoran ini dari proses pengiriman (di truk) dan penyimpanannya (di toko) cenderung asal-asalan.

    1. Wah, terima kasih ya, Oke sudah membagi informasi penting.
      Beberapa teman blogger masih penasaran sebenarnya Pureit itu seperti apa.. Semoga testimoni ini bisa membantu mereka yang memerlukan info tentang Pureit. Terima kasih sudah mampir πŸ™‚

  8. wah makasih banyak infonya, terutama buat mba phie dan oke, mohon bantuannya dong, saya di makassar, sedang di mks, pureit belum ada, tapi syukur deh minimal sdh ada info klo pureit lumayan bagus, soalnya di sini harga per galon 8000 (anter sampe di rmh), sp mungki pureit bisa jadi alternatif ya…

    1. Hai, Mbak Rani. Salam kenal πŸ™‚
      Terima kasih kembali. Iya, seperti itulah. Silakan saja mempertimbangkan lebih dulu. Setidaknya hubungi Suara Konsumen Pureit untuk info lebih lanjut. πŸ™‚

  9. klo saya malah sudah menggunakan pure it 2 tahun, dan baru sekarang prosesor pembunuh kumannya menunjukkan harus diganti. jadi selama itu karena air kran yang saya gunakan selalu saya diamkan terlebih dahulu di tempat penampungan selama beberapa hari baru dimasukkan ke pure it sehingga air yang dimasukkan sudah jernih terlebih dahulu.
    yang jadi kendala mungkin germkill kit nya aja yang sulit mendapatkannya kalau di kota saya di kalimantan jadi harus pesan dari pulau jawa.
    untuk yang lain jangan ragu, karena produk ini memang bagus dan murah ( kalo air dijernihkan dulu, waktu pakai jadi lebih lama ).
    sekarang saja harganya sudah mencapai 650rb dan germkillnya 210rb, itu sudah harga di fb pure it pusat, apalagi kalau dicabang.

    1. mudah-mudahan dengan tingginya animo masyarakat pengguna Pureit di luar Jawa, perusahaan segera merespons dan segera membuka akses, supaya konsumen di luar Jawa bisa memperoleh spare part-nya lebih mudah.

  10. saya punya pureit marvella UV dan ultima RO… beli sekitar bulan juli 2017 dan dipakai 1 bulan… mau saya jual karena saya sudah pake produk air yg lain…
    Jual murah daripada bikin rumah penuh.. hubungi WA.081902525133

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *