Jambi. Mendengar nama provinsi ini membuat saya terngiang sebuah kalimat ajakan dari seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Dr. Yuni Ratna,
“Mbak Jupi, kapan ke Jambi? Jangan lupa kontak saya kalau ke sini, ya!”
Kalimat itu terlontar via telepon … dulu sekali, entah, saya sendiri tak ingat pasti sudah berapa tahun yang lalu. Kami berkenalan tanpa sengaja. Saat itu beliau tengah menempuh studi program doktoral (S3) di Fakultas Pertanian UGM. Beliau termasuk salah satu penulis yang mengirim artikel hasil penelitian ke redaksi Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia (JPTI), tempat saya bekerja. Karena itulah, saya mengenal baik beliau.
Beberapa hari lalu saat membuka-buka lagi daftar kontak di ponsel dan tanpa sengaja menemukan nama Bu Yuni, ah … mengapa tiba-tiba muncul (lagi) keinginan untuk pergi ke Jambi, ya? Saya memang ingin suatu ketika bisa merasai hawa kaki gunung Kerinci dan menjelajah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), cuma belum kesampaian sampai sekarang. Jadilah, untuk sementara ini informasi tentang Kerinci dan TNKS-lah yang saya kumpulkan, agar saya tidak ketinggalan cerita tentang indahnya taman-taman nasional yang ada di Nusantara. 😀
Hmm … jadi, seperti apa itu gunung Kerinci dan Taman Nasional Kerinci Seblat?
Gunung Kerinci adalah gunung api tertinggi di Sumatera sekaligus di Indonesia dengan ketinggian 3.805 mdpl. Sampai saat ini Kerinci termasuk gunung api aktif. Gunung ini terletak di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang juga merupakan taman nasional terluas di Sumatera. TNKS membentang di empat wilayah provinsi, yaitu Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Persentase terbesar wilayah TNKS (± 422.190 ha atau setara dengan 30,86%) terdapat di provinsi Jambi.
Menurut sejarahnya, wilayah TNKS yang mencapai 14.000 km2 merupakan hasil penyatuan beberapa kawasan penting yang memiliki fungsi konservasi ekologi dan hidrologi; di antaranya Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu Embun dan Gedang Seblat, hutan lindung, serta hutan produksi terbatas di sekitarnya. Mengingat vitalnya fungsi, gabungan kawasan tersebut akhirnya dinobatkan sebagai taman nasional pada tanggal 4 Oktober 1982 bertepatan dengan acara Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali.
Apa saja yang bisa ditemui di TNKS?
Di luasan TNKS, kita dapat menemukan beberapa tipe ekosistem; di antaranya ekosistem hutan hujan dataran rendah, sub alpin, dan beberapa ekosistem khas, seperti rawa gambut, rawa air tawar dan danau. Belum lagi flora dan fauna endemiknya. Setidaknya terdapat 4000 jenis tumbuhan dan 375 spesies burung yang tercatat di TNKS. Selain itu, TNKS merupakan salah satu dari 12 lokasi penting bagi perlindungan harimau, khususnya harimau Sumatera. Satu lagi, pada tahun 2004 lalu, TNKS telah diakui sebagai bagian dari Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera oleh UNESCO.
Bagaimana dengan kegiatan yang bisa dilakukan? Di sini kita dapat melakukan banyak sekali pilihan kegiatan penuh manfaat, misalnya penelitian, pendakian, jelajah alam, berkemah, menikmati air terjun, pemotretan dan pembuatan film, juga melihat flora dan fauna endemik.
Wah, jadi semakin mupeng menjenguk Jambi dan Kerinci!! Lalu, kapan ya? ❓
“Postingan ini diikutsertakan ke dalam Lomba Blog www.pipetmagz.com“
Sumber referensi:
http://en.wikivoyage.org/wiki/Kerinci_Seblat_National_Park
http://www.dephut.go.id/uploads/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_kerinciseblat.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Kerinci_Seblat
http://tripholiday.net/kerinci-seblat-national-park.html
http://www.pendakierror.com/tnks.htm
mudah-mudahan suatu saat bisa ke sana ya
Wah saya malah kepengen ke Rinjani Mbk. Rencana sebelum menikah nanti.. Semoga kesampaian..
Hmm…belum pernah ke Jambi.
Punya temen dari sana, kalo pulang jarang banget dia.
Pemandangannya bagus.
Suatu saat pasti bisa