Akhir pekan ini iseng saya kambuh lagi. 😆 Entah. Sedang asyik-asyiknya sarapan buah, terbersitlah ide untuk membuat penganan dari pepaya. Iya, dominasi sarbu dua hari terakhir adalah pepaya hasil panen kebun. Kenapa saya tahu-tahu punya ide itu? Saya ingat, beberapa teman saya ada yang pernah mengaku gak doyan makan pepaya matang. Wae geu-rae? Padahal pepaya masak pohon itu rasanya manis, segar, dan penuh manfaat, ya? Well, anggap saja ini salah satu cara untuk membahagiakan mereka yang gak doyan pepaya, tapi masih berharap bisa makan olahan pepaya. 😆
Sebelum saya cerita soal si resep baru ini, sehari sebelumnya, saya main ke playlist video Suhu Maangchi di YouTube dan menemukan cara membuat hwajeon (kue beras dengan hiasan bunga edible di atasnya). Kalau dilihat sepintas mirip dengan panekuk bunga Azalea. Kombinasi putih dan ungu-hijau. Yeppo! 😀
Nah nah nah, kira-kira apa saya bisa membuat penganan serupa hwajeon dengan bahan yang ada di dapur? Serupa, lho.. bukan sama! Hihihi.. 😛
Saya lalu membongkar beberapa stoples di rak dapur. Apakah masih ada tepung beras ketan? Terakhir kali saya belanja itu … oow, ternyata yang saya beli tepung tapioka dan maizena. Selain dua tepung itu, ada tepung beras Rosebrand. Beras biasa, ya, bukan ketan! 🙁 *lalu mikir*
Kombinasi pepaya matang dengan tepung beras, dimasak a la hwajeon … make sense?
Hmm … saya masih terus berpikir. Enakkah kue beras pepaya wijen ini? Gak akan tahu, kalau gak dicoba! 😉
Then, saatnya menyiapkan bahan-bahannya! 😀
Bahan-bahan:
100 gram pepaya masak pohon
25 ml air hangat
250 gram tepung beras Rosebrand
½ sendok teh garam
biji wijen secukupnya
3 sendok makan minyak goreng
madu secukupnya (untuk olesan)
Cara memasak:
- Potong-potong pepaya menjadi ukuran lebih kecil. Tambahkan 25 ml air hangat dan blender hingga lumat.
- Campur tepung beras dengan garam, aduk rata. Buat cekungan di tengah campuran tepung. Tuangkan sedikit demi sedikit pepaya lumat ke dalam cekungan. Aduk rata perlahan.
- Uleni adonan hingga hingga kalis.
- Bentuk bulat-bulat lalu pipihkan hingga setebal 2 mm, dengan diamater 6–7 cm. Tutup dengan plastik bening agar tidak kering sebelum digoreng.
- Tambahkan sejumput biji wijen di salah satu permukaannya sambil ditekan.
- Goreng dengan api kecil. Angkat dan tiriskan segera setelah kedua sisi kue berubah warna menjadi jingga.
- Olesi dengan madu di bagian berwijen. Sajikan hangat.
Voila, selesai sudah resep kue beras pepaya wijen. Iiih, saya jatuh cinta dengan warnanya! Jingga, cantiknya seperti senja. *lebay 😆
Terus, rasanya seperti apa? Manis karena bersalut madu. Aroma pepayanya sudah jauh berkurang karena bercampur dengan beras. Teksturnya menjadi agak keras setelah dingin, jadi lebih baik dimakan saat masih hangat. Hmm, lain kesempatan, mungkin ada baiknya saya masak dengan dikukus. Siapa tahu lebih empuk. 😀
Well, then … sekian coba-coba resep kue beras pepaya wijen a la Dapur Yu Pulen. Semoga bermanfaat, bagi yang ingin mencoba. Selamat berakhir pekan, Sahabat! 🙂
Eah kreativ ini kak
Hihihi ini sih iseng, Kang 😀
Mau, Phie. Kirim yak!
Hahahaha 😆
Bwahahaha, pakai pintu ke mana saja ya, Mbak 😆
comot satu ya phie 🙂
silakan, Teh. sayang ya cuma bisa comot virtual 😆
Waaah…, kalo sudah gini sih pepaya jadi tambah menarik untuk dinikmati ya, Mbak Phie 🙂
Baca Azalea langsung teringat di jendela dapur bunga ini sedang mekar mekarnya 🙂
Sayang bahan-bahannya sedang nggak ada di dapurku nih, menarik juga ya kuenya.
Nggak dikasih gula ya mbak..?
Kalau saya sih nggak saya tambah gula, Mbak Ris. Selera saja.
Misal mau coba resep ini dan ditambah gula, boleh juga lhoo 😀