10 Februari 2013. Hei, akhir pekan (lagi)! Kalau teman-teman D’Blogger (komunitas detik blogger) hari ini berkumpul di ibukota sana, saya yang memang di daerah cukuplah berpuas hati dengan acara belajar memasak. Sebenarnya pengen juga bisa datang, “Mumpung setahun sekali!” begitu kata bang Jay dan adminnya Dblogger kemarin saat kami sempat berbincang via twitter. Ya, mau bagaimana lagi coba. Nasib di daerah. Hehe daripada bad mood gara-gara menggerutu tak jelas, lebih baik saya mengisi akhir pekan ini dengan sesuatu yang bermanfaat. Apa itu?
Nama acara ini “Cooking with Love”, diselenggarakan oleh Akademi Berbagi Jogja (@akberjogja) bekerja sama dengan RedBerries, @resepmini, dan disponsori oleh majalah Sekar. Bukan sembarang acara belajar memasak, yang satu ini istimewa karena menu yang dimasak berbahan COKELAT! 😉 Sebagai penggemar cokelat, saya tak boleh ketinggalan dong! 😀 Maka, saya mengajak Mel untuk datang ke lokasi, RedBerries. Gratis! Haha suka deh pokoknya dengan yang gratisan, maka cukup dengan me-mention panitia. Setelah dikonfirm, langsung datang ke lokasi.


Sayangnya, di hari H, Mel malah jatuh sakit, jadi saya berangkat sendiri. Ah, sudahlah tak apa. Begini nih kalau jiwa soliter saya muncul. Let’s go, libaaass! #eh 😛
Acara dimulai sekitar pk. 15.00. Saat saya tiba, sudah ada beberapa peserta lain yang datang dan mengantri mengisi daftar hadir. Hehe beruntung saya datang awal. Tiga puluh peserta pertama mendapatkan masing-masing sebuah goodie bag dari majalah Sekar. Alhamdulillah. 😀 Isinya? Sebuah majalah, bendel resep, dan voucher diskon perawatan tubuh di Putri Kedaton Spa. Belum lagi saat acara pembukaan oleh perwakilan majalah Sekar, saya mendapat satu lagi bonus buku notes cantik karena mengajukan pertanyaan. Lucky I am, alhamdulillah

Acara ini mirip dengan talkshow-nya Rachel Ray. Bedanya di acara ini, chef Tyo (pemateri sekaligus chef RedBerries) tidak memandu acara langsung. Seorang MC laki-laki nan kocak (membuat acara ini kian meriah.
Resep pertama adalah Praline. Penggemar cokelat tentu tidak asing lagi dengan praline. Gampangnya saya sebut cokelat isi. Bisa bermacam macam isiannya. Yang tengah populer, misalnya Chocodot dari Garut, yaitu cokelat isi dodol Garut. Biasanya praline dikemas cantik sebagai hadiah. Pernah kan ke toko kue atau supermarket lalu melihat cokelat berukuran mungil dipajang layaknya souvenir?

Menurut chef Tyo, sebenarnya praline dibagi menjadi dua, yaitu yang berbahan cokelat (secara umum disebut chocolate praline) dan yang berbahan kacang (lebih umum disebut nougat). Sementara itu, cokelat yang digunakan sebagai bahan adalah compound chocolate. Apa lagi itu? Jadi begini, cokelat bisa dibagi menjadi dua golongan, compound (CC) dan pure (PC). CC merupakan cokelat yang biasa beredar di pasaran, sudah berupa campuran antara cokelat, susu, glukosa, dsb., sedangkan PC terbuat dari lemak cokelat asli tanpa campuran sehingga rasanya pahit.

Cara membuat chocolate praline lumayan mudah lho ternyata. Pertama mengisikan kulit praline, didinginkan sekitar 3 menit, lalu mengisinya dengan filling, lalu ditutup lagi dengan lapisan kulit, terakhir didinginkan lagi. Haha iya saya belum pernah sekalipun mengutak-atik menu berbahan cokelat sih. Makanya belajar, siapa tahu nanti kalau ada yang ulang tahun bisa saya kado dengan chocolate praline ya? Siapa? Barangkali ada yang mau. Biar saya tidak selalu dicap sebagai Yu Pulen si pemasak klepon aneka rasa 😆
Saat chef Tyo memperagakan cara pembuatan chocolate praline, ia menegaskan bahwa memasak cokelat itu butuh sense of love and good mood. Sama sih sebenarnya dengan memasak menu lain. Yang namanya suasana hati dan emosi tetap akan berpengaruh terhadap hasil masakan. Makanya, kalau masakannya keasinan, artinya disuruh cepat nikah tuh! #eh 😛
O ya satu lagi, di sini peserta juga dikenalkan dengan metode bain marie, yaitu teknik melelehkan cokelat dengan uap air, atau istilah gampangnya di-tim. Ya, itu karena cokelat akan menggumpal bila suhunya lebih dari 50 derajat Celcius, jadi memang tidak semestinya dipanaskan langsung di atas api.
Resep kedua adalah Chocolate Cake, istilah saya sih bolu cokelat. Miriplah dengan membuat roti bolu biasanya, tapi yang ini memakai toping/pelapis luar. Bahannya dibagi menjadi tiga bagian utama: chocolate sponge (CS), ganache (toping), dan sirup kopi. Bagian intinya adalah CS, bolu sebenarnya yang nantinya akan diiris menjadi tiga bagian dan diolesi dengan sirup kopi, disiram dengan ganache, dan terakhir dihias. Dari ketiga menu, inilah yang paling ribet 😆
Sebelum beralih ke resep terakhir, para peserta diberikan kesempatan untuk icip-icip praline dan cake-nya RedBerries. Hmm, yummie … Mau dong nambah! #ngarep 😆

Resep terakhir adalah Hazelnut Chocolate Blended Oreo. Bukan kue atau camilan, tapi ini minuman lho. Basisnya masih sama, cokelat! Ditambah sirup hazelnut, susu segar, dan tentunya Oreo. Untuk 2 porsi, dibutuhkan 6 keping Oreo. Simpel karena semua bahannya diblender, lalu dihidangkan dingin. Paaas mantab buat dinikmati siang hari di Jogja yang panas. Nah, penasaran dengan ketiga menu yang dimasak oleh chef Tyo? Voila ….

Hm, tak terasa dua jam pun berlalu. Acaranya seru sih! Kapan-kapan ikutan lagi ah 😀 Ayo, siapa lagi yang mau ikut? Cukup follow akun twitter Akademi Berbagi Jogja (@akberjogja) dan Temans akan tahu update jadwal kelas berikutnya, ingat ALWAYS FREE. Senangnya berbagi, senangnya menambah ilmu. Terima kasih, Akademi Berbagi. 🙂
waduh ngiler saya liat gambar yang terakhir,,, 😀
cokelat memang selalu enak 😀
salam kenal, Mita 🙂
iya mbk,, 😀
salam kenal balik mbk 🙂