Berawal dari Kopdar Kacamata

Tahun lalu, tepatnya di bulan September 2012, saya diajak kopdar oleh seorang sahabat blogger asal Banjarnegara. Coba tanya sedulur Warung Blogger, rata-rata mengenal gadis mungil berkacamata ini. Namanya Idah CeRis (lebih akrab saya panggil Bibi Idah karena ia memanggil saya Bubu Phie ๐Ÿ˜† ). Posisinya yang kala itu masih mahasiswa tingkat akhir mengharuskan ia bolak-balik Banjarnegara-Jogja. Maklumlah salah satu dosen pembimbingnya adalah pengajar di UIN Sunan Kalijaga, Jogja. Maka, mau tak mau, untuk menyempurnakan tugas akhir ia harus rela berpayah-payah begitu. Alhamdulillah, kini ia telah menggapai impiannya menjadi sarjana.

Kembali lagi pada cerita pertemuan kami yang pertama. Kala itu kami bersua di pelataran Ambarukmo Plaza. Idah datang bersama Neli (biasa ia panggil Tante Nunu, red.); sementara saya datang bersama adik perempuan saya, Ning. Baru sadar kalau yang bertemu sore itu keempat-empatnya gadis berkacamata hehehe.. Usai pertemuan itu, karena hari masih teramat sore untuk makan malam, kamipun masuk ke AmPlaz.

โ€œKita nonton yuuuk!โ€

Spontan saja kalimat itu meluncur dari mulut saya. Lama tidak nonton di bioskop sih! ๐Ÿ˜† Biasanya saya nonton bareng mbak Vira (dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran yang saat ini tengah studi S3 di Jepun sana), ditraktir hehehe. Lalu? Ya sudah, jalan ke Cineplex 21 berempat.

O ya, ada hal konyol yang kala itu kami lakukan berdua sebelum mengantri tiket. Apa itu? Berfoto! Ya iyalah, kontan saja sekuriti bioskop menegur kami. ๐Ÿ˜†

โ€œMbak, gak baca ya papan peringatan di depan?โ€

Dasar mata minus, gak ngeh deh kalau dilarang membawa kamera dan berfoto. ๐Ÿ˜› Maaf ya, Pak. Cukup sekali aku merasaaa… foto di bioskop #takdungjazz #eh malah nyanyi ๐Ÿ˜ณ ๐Ÿ˜†

pssst.. sehabis berfoto disemprit sama sekuriti :P
pssst.. sehabis berfoto disemprit sama sekuriti ๐Ÿ˜›

Ajaib lagi kejadian di dalam bioskop. Film yang kami tonton bikin nangis berjamaah… aaak, makjleb benar sih di hati. ๐Ÿ˜ฅ Keluar dari bioskop, baru deh makan malam. Sekalian membawakan kado istimewa, sewadah sup jagung bikinan Yu Pulen. Aaah, sedap sekali melihat Idah melahap masakan saya. #eaaa hahaha :mrgreen:

sedaaap.... :D
sedaaap…. ๐Ÿ˜€

Hmm, kalau saya ceritakan semua bisa panjang lebar jadi luas ini ๐Ÿ˜› Nah, penasaran dengan kisah kopdar pertama kami? Silakan baca di tulisan Idah โ€œPhie-Zahranaโ€ ya. ๐Ÿ˜‰

Persahabatan kami berlanjut dengan saling berkomunikasi, yang paling murah ya ber-SMS-an ria. Saling berkabar, terutama menjelang acara kopdar. Relasi sederhana yang akhirnya berlanjut pada hal manis lain. Ya, dari sinilah kemudian dimulai sebuah jalinan persahabatan baru dengan dua blogger lain, Mas MF Abdullah dan Mas Opick. Mengapa bisa begitu? Nanti juga tahu jawabannya! ๐Ÿ˜€

Ok, lanjuuut! Kedua kalinya kami bertemu dalam kopdar yang lebih besar. Kala itu di Lesehan Maharani, Baciro kami bertemu dengan dua blogger dan keluarganya, Pak Azzet dan Baba Irham; juga Mas MF Abdullah yang terlambat datang. Wah, ramai juga, apalagi Pak Azzet membagi sebuah souvenir buku plus tanda tangan asli beliau. Terima kasih banyak ya, Pak. ๐Ÿ˜€

sidara Lesehan Maharani: (kanan ke kiri) Baba Irham, Pak Azzet, Mas MF, Bibi Idah, Amel, dan saya
kanan ke kiri: Baba Irham, Pak Azzet, Mas MF, Bibi Idah, Amel, dan saya. (dok. Idah)

Ketiga kalinya bertemu Idah? O ya, kala itu ada acara seminar di UIN Sunan Kalijaga tentang Blog & Online Earning. Saya disenggol Idah untuk mendaftar, pas sekali di akhir pekan saya free. Alhasil, kami pun bergoncengan. Saya menjemputnya di kost Tante Nunu, baru bergabung di acara yang diselenggarakan di gedung perpustakaan UIN SuKa tersebut.ย Hei, rupanya kami tak hanya berdua. Ada Mas MF Abdullah, Mas Iswahyudi (blogger Wonogiri), dan Mas Opick datang juga hari itu.

berjumpa di UIN SuKa, (kanan ke kiri: Mas Opick, Mas MF, Mas Iswahyudi, saya, dan Bibi Idah) (dok. Idah)
berjumpa di UIN SuKa, (kanan ke kiri: Mas Opick, Mas MF, Mas Iswahyudi, saya, dan Bibi Idah) (dok. Idah)

Di akhir acara (menjelang Dzuhur), kami sama-sama menanti hujan sebelum akhirnya malah memutuskan untuk silaturahim ke rumah Baba Irham. Haaa?! Ke Pajangan, mBantul? Itu jarak yang jauh untuk ditempuh di hari hujan seperti itu.

Bukan enggan karena jauh atau karena Pajangan adalah kawasan nggunung-nya mBantul. Saya hanya khawatir soal Ezy. Tahu kan bagaimana dia alergi hujan? ๐Ÿ˜› Untungnya tak begitu lama hujan pun mereda. Jadi, ke mBantul nih? Belum! Kami harus mampir dulu ke kost Mas MF dan Mas Opick di belakang kampus terpadu UMY untuk mengambil โ€œsesuatuโ€ untuk Baba Irham. Tambah jauh ya? Hihihi.. masih di dalam kota ini; asalkan saya dan Ezy sedang fit serta tidak pas hujan saja, saya berani mengajak Ezy berkeliling, insyaAllah. ๐Ÿ˜€

Yang payah, sehari itu hujan yang mengguyur Jogja ternyata berlapis. Setelah deras di UIN, begitu sampai di kost Mas MF dan Mas Opick, waaah… Yang, hujan turuuun lagi.. *tuh kan nyanyi lagi! ๐Ÿ˜›

Walhasil, kami berempat harus berteduh sejenak di sana. Transit, menunggu hujan reda sembari ngobrol. Hujannya berapa lama? Lumayanlah, bakdal Ashar kami baru meluncur menuju ke kediaman Baba Irham di Pajangan, Bantul. Kami diberi ancer-ancer โ€œdepan SMA 1 Pajanganโ€. Hayuuklah, berbekal memori sewaktu saya mengikuti tes CPNS Bantul tahun 2009 (yang gagal :D), kami pun melaju. Antara nekat dan semangat, Ezy saya lajukan menyusul Vario-nya Mas MF-Mas Opick. Idah? Jangan khawatirkan dia. Idah aman menggonceng saya. :mrgreen:

Perjalanan yang kami tempuh tidak cukup 30 menit, tetapi alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Kami kesasar, ya benar! Saya hampir selalu begitu jika bertandang di kesempatan pertama. Hehehe ๐Ÿ˜› Untunglah tidak jauh. Kami keliru belokan saja. Sekitar 5 menit kemudian, kami telah berhasil menemukan sebuah rumah mungil di antara rimbunnya pepohonan jati. Wow! ๐Ÿ˜ฏ

Hujan sepertinya adalah alasan utama yang menahan kami hingga sangat betah silaturahim berlama-lama di rumah Baba. Penasaran dengan apa saja yang terjadi di sana? Idah Cer(iw)is dengan senang hati membagi kisah kami berempat.

O ya, selain berlama-lama kami juga kemalaman. Bayangkan saja pk. 22.00-an baru kami pamit pulang. Perjalanan dari Pajangan hingga kaki Merapi rasanya nano-nano. Hujan masih mengguyur, dalam hati saya berdoa terus mudah-mudahan perjalanan lancar. Ezy dan hujan, ah.. mengkhawatirkan. Namun, rupanya rintik-rintik seperti malam itu alhamdulillah tidak menggoyahkannya; kecuali ketika kami sampai di daerah ringroad. Hendak memintas jalan mengikuti motor matic Mas MF-Mas Opick tetapi ragu karena air di hadapan rupanya cukup dalam. Feeling saya, Ezy takkan mampu menyeberang dengan selamat. Bayangkan saja, air setinggi lutut. Alamaaak! ๐Ÿ˜ฏ

Mata saya tak mengenali jalan, sementara motor yang satu lagi sudah berhasil menyeberang. Duuh! Saya paksakan, dan benar saja… belum sampai seberang Ezy ngambek karena businya kemasukan air. Untungnya, dua orang bodyguard kami malam itu menoleh lalu berputar balik. Kami pun beraksi menghibur Ezy dulu. :mrgreen: *pakai kostum badut* Setelah beberapa menit fokus kami beralih, akhirnya mesin Ezy mau menyala lagi, alhamdulillah.

Perjalanan masih panjang karena masih ada tanggungan mengembalikan bidadari mBanjarnegaraโ€”yang setia menggonceng di belakang punggung sayaโ€”ke kost Tante Nunu di Ambarukmo. Meski dengan sedikit keliru jalan (lagi), akhirnya kami sampai di kost Tante.

Saya pulangnya gimana? Masih ada sekitar 30 menit hingga tiba di rumah. Untunglah, Mas MF-Mas Opick mengantar saya dan Ezy pulang hingga kaki Merapi. Ya, tanggung jawab mereka terhadap dua orang sahabatnya tampak malam itu padahal perjalanan mereka hingga ringroad barat juga jauh. Syukur alhamdulillah, hampir tengah malam saya menerima kabar mereka berdua tiba di kost dengan selamat.

Well, overall, meski ini baru sepenggal kisah persahabatan kami; saya bersyukur sekali memiliki sahabat seperti mereka. Yang meskipun belum saling mengenal terlalu lama di dunia maya, tetapi mampu menjaga silaturahim hingga dunia nyata. InsyaAllah, semoga kami istiqomah menjaga indahnya persahabatan ini. Aamiin….

โ€œTulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Ikakoentjoroโ€™s Blog dan Lieshadieโ€™s Blog -Indahnya Persahabatan Blogger-โ€

0 thoughts on “Berawal dari Kopdar Kacamata

    1. Terima kasih, Mas Anton ๐Ÿ™‚
      Aamiin, terima kasih doanya. Kapan-kapan disempatkanlah kopdar. Biar lebih berasa happy blogging-nya. ๐Ÿ˜€

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *