Setiap manusia “sempurna” diciptakan mampu berbicara dan menyampaikan maksud hati kepada sesamanya, termasuk jika suatu ketika Tuhan Yang Maha Esa memberi kesempatan manusia tersebut tumbuh mendewasa menjadi orang tua. Menjadi orang tua dari anak-anak yang cerdas, lucu, menggemaskan, penurut, dan selalu menyenangkan hati itu dambaan tiap pribadi, termasuk saya sebagai seorang mom wanna be. Namun, kita perlu ingat bahwa tidak setiap hal yang kita damba akan diperkenankan begitu saja oleh-Nya. Selalu saja ada upaya lebih yang sepertinya memang diharuskan Tuhan agar kita, hamba-Nya, memperoleh semua itu.
Lalu, upaya macam apa yang bisa kita lakukan sebagai lantaran agar tiap mimpi memiliki anak-anak manis itu terwujud? Satu di antaranya adalah menjaga cara berbicara kepada mereka. Ini seperti yang telah disinggung juga oleh Pakde Cholik dalam sebuah postingan beliau berjudul Ucapan Orangtua yang Melemahkan Semangat Anak. Memang demikian, cara bicara atau ucapan orang tua sangat berpengaruh terhadap semangat si anak. Sebagai seorang tutoress saya pun mengalaminya sendiri. Saya belajar bagaimana semestinya menyampaikan materi sesuai gaya belajar siswa yang saya bimbing. Tidak mudah. Selama sewindu terakhir ini banyak hal yang saya dengar dari cerita orang tua siswa. Lebih banyak berisi keluhan. Yang beginilah, yang begitulah. Beberapa di antaranya berlebihan. Seperti menyebut kata “lamban”, juga (menurut mereka) daya dong-nya rendah. Sedih mendengar cerita semacam itu. Apalagi bila itu (tidak sengaja) disampaikan di depan anak yang dimaksud. Bukankah dengan mendengar orang tuanya berbicara seperti itu hanya akan membuat semangat si anak kian terpuruk? Bukankah lebih baik menerima anak-anak sesuai dengan kapasitasnya?
Beberapa orang tua siswa bisa saja seenaknya “mencela”, tetapi salah seorang orang tua siswa (tidak perlu saya sebutkan di sini, red.) ada yang suka membagi cara beliau memberi sugesti agar anak tercintanya bisa melejit potensinya. Beliau memiliki anak yang sulit mengikuti pelajaran di sekolah. Anak istimewa, begitu istilah saya. Hal itu tidak membuat beliau menyerah. Sebagai praktisi hipnoterapi beliau sering memberikan sugesti positif terhadap siswa-siswa sekolah umum juga kepada anak istimewa tadi. Salah satu kalimat yang pernah beliau bocorkan kepada saya,
“Bayangkanlah, Nak.. Karena rajin belajar, kau naik kelas. Lulus lalu melanjutkan sekolah; menjadi seorang koki di sebuah restoran; punya restoran di luar negeri. Lalu, suatu hari kaupulang ke Indonesia.. Mama menjemput di bandara. Melambaikan tangan dengan bangga. Ini dia anak lelakiku…”
Jadi? Mari berbicara, mari memberi mereka sugesti. Yakin saja tiap anak dilahirkan pasti bersama bakatnya, tinggal bagaimana orang tua dan kita yang lebih tua mengarahkan dan mendukung mereka.
-Artikel ini untuk menanggapi artikel BlogCamp berjudul Ucapan Orangtua yang Melemahkan Semangat Anak tanggal 18 Juni 2012-
intine ya nyontoni sing apik ya, mba phie? 🙂
sukses untuk ngontesnya. . . ^_*
benar, 100 buat Idah 🙂
terima kasih doanya 😉
Kalimat pada paragraf terakhir bukan seperti diatas tetapi seperti dibawah ini
Artikel ini untuk menanggapi artikel BlogCamp berjudul…..tanggal…..
Pada anchor text Ucapan Orangtua beri link : http://abdulcholik.com/2012/06/18/ucapan-orangtua-yang-melemahkan-semangat-anak/
Silahkan di revisi.
Terima kasih
Sahabat tercinta,
Saya telah membaca artikel anda dengan cermat.
Paragraf penutup harap di revisi agar sesuai syarat dan ketentuan.
Link yang anda pasang juga tidak tepat, silahkan juga direvisi.
Saya akan kembali bebarap saat lagi.
Salam hangat dari Surabaya.
Sampun, Pakde.. maaf lama karena koneksi ini lemot sekali. Sudah benar sekarang, De?
Sahabat tercinta,
Saya telah membaca artikel anda dengan cermat.
Artikel anda segera didaftar.
Terima kasih atas partisipasi anda.
Salam hangat dari Surabaya.
Terima kasih, Pakde 🙂
Salam hangat kembali dari kaki Merapi.
Semoga meskipun remidi berkali2 tapi Mbak Phie lulus… 😀
Aamiin ya Rabb. Iya, Pak Mars.. gara-gara lama ndak nulis jadi keliru-keliru melulu. Untung pakde Cholik baik, jadi saya dapat remidi deh