starting enema

Berani Memulai Enema?

Enema, makanan macam apa itu? Hmm, meski enema bukanlah salah satu jenis makanan; saya boleh bilang enema berhubungan dengan makanan dan saluran percernaan, terutama colon alias usus besar.

Mari kita cek apa kata wikipedia di luar sana soal enema.

Enema is a fluid injected into the lower bowel by way of the rectum (sumber: Cullingworth, A Manual of Nursing, Medical and Surgical: 155)

Berkenalan dengan Enema

Saya sendiri memulai enema belum lama ini. Boleh saya bilang ini such a big decision to be started, a life goal. Begitu lama saya mempertimbangkan untuk memulai enema. Tahu mengapa? Saya takut.  Ngeri  membayangkan memasukkan cairan ke dalam rektum, lalu cairan masuk ke dalam usus besar, kemudian usus besar saya dibersihkan sedikit demi sedikit.

Informasi tentang enema pernah saya baca sambil lalu saat saya mampir pertama kalinya ke blog-nya Erikar Lebang sekira tahun 2014. Sambil lalu saja, belum terpikir untuk serius kepo karena bayang-bayang kengerian itu.

Dorongan sangat kuat muncul belum lama ini—2014 sampai 2017, tiga tahun! 😯 —setelah  suatu hari saya berkunjung ke kediaman Bu Yudha, salah satu senior di grup Sahabat Sehat Jogja. Beiau sering membagikan info sehat di grup tersebut. Hari itu saya merasa sangat beruntung karena dapat berdiskusi soal magnesium oil (MO) yang saat itu saya beli untuk Ibu dan Bulik.

Dalam obrolan santai dengan Bu Yudha, beliau juga menyinggung soal enema. Singkatnya, beliau menyarankan saya untuk memulai enema, terkait dengan usia juga. Ada kaitannya? Tentu saja, seberapa usia manusia, setua itulah usia saluran pencernaan. Bisa dibayangkan selama sekian puluh tahun itu berapa banyak kita makan, berapa banyak mengalami konstipasi, berapa banyak makan sembarangan, berapa banyak suplemen, obat-obatan yang masuk ke saluran pencernaan. Kalau pembuangan tidak lancar, bukankah itu berarti ada banyak racun yang tertumpuk di dalam tubuh kita? Padahal nih, tolok ukur sehat tidaknya seseorang salah satunya dilihat dari saluran pencernaannya: beres gak makannya, beres gak makanannya, beres gak acara ke belakangnya?

… dan, usai perjumpaan itu saya benar-benar memikirkan soal enema. Beranikah saya memulai enema? Enema at home, of course!

Then, saya mulai mempersiapkan diri. Akhir bulan Juli saya menghubungi seorang teman yang menyediakan enema set. Bu Yudha juga yang memberi rekomendasi. Sambil order, sambil diskusi ringan soal enema. Apa saja yang diperlukan, apa saja yang perlu dipersiapkan.

Pas di hari pertama bulan Agustus 2017, Alhamdulillah goal sudah enema pertama. Sekalian juga, bulan Agustus kan bulan kemerdekaan.  Saya juga mau merdeka dari segala hal yang membebani saya terkait enema.

Selain berdiskusi, bertanya sana-sini; saya mempersiapkan diri dengan pengetahuan soal enema sebanyak mungkin dari internet. YouTube dan browsing sana-sini demi menyerap sebanyak mungkin informasi. Salah satu video yang saya pantengi cukup serius adalah yang satu ini. Video ini mengupas lengkap bagaimana dan mengapa melakukan enema.

Meski sebelumnya saya disarankan untuk melakukan enema kopi; sebagai newbie saya memilih untuk memulai dengan enema air. Meski saya suka aroma kopi, saya pernah punya pengalaman buruk dengan kopi dan saluran pencernaan. Jadi, biarkan saya memilih. 😀

Progress?

Sampai minggu kedua bulan Agustus ini, saya berhasil melalui empat kali enema. Tiga kali di minggu pertama, sekali di minggu kedua. InsyaAllah, ke depannya minimal seminggu sekali saya berenema. O ya, rasanya bagaimana? Jangan tanya! 😆 Yang jelas, setelah enema badan jadi lebih enteng. Tapi…, satu catatan penting: enema sebaiknya bukan digunakan sebagai excuse untuk tetap makan sembarangan.

Well, adakah di antara Sahabat yang juga mulai berani berenema seperti saya? Atau menjalani agenda baru, life goal baru pada Agustus ini? Boleh cerita lho di kolom komentar. 😀

2 thoughts on “Berani Memulai Enema?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *