Apa yang bisa dilakukan sekumpulan emak blogger dalam memperingati HUT ke-72 Republik Indonesia? Jawabannya ada di hari Kamis, 17 Agustus 2017 lalu. Kumpulan Emak Blogger (KEB) Jogja bekerjsa sama dengan Gendhis Bag menyelenggarakan Arisan Ilmu dengan tajuk “Merajut Nasionalisme”… dan saya tentu tak ketinggalan ikut serta.
Alasan saya datang tak lain karena bosan berlama-lama vakum dari kegiatan offline blogger. Satu hal lagi, saya kangen dengan kebersamaan bareng teman-teman blogger, terutama dengan kehangatan KEB Jogja. Mumpung hari libur juga, saya bisa lebih leluasa ke luar rumah. 😆
Mau tahu keseruan acara merajut hasil kolaborasi KEB dan Gendhis Bag? Baca terus sampai akhir, ya, Sahabat! 😉
***
Acara siang itu dibuka oleh Manda Ima Satrianto. Sembari menunggu perlengkapan merajut dibagikan, kami beramah tamah. Sekian bulan off dari dunia perkopdaran ((( perkopdaran 😛 ))), membuat saya harus kenal dengan anggota KEB Jogja yang baru saja saya jumpai. Bukan itu saja, lantara acara Arisan Ilmu kali itu, saya puas bereuni dengan blogger yang lama nian tak jumpa, dua di antaranya: mak Lies dan mak Ririe. Jadi, kalau di akhir acara saya dibajak untuk menjadi fotografer untuk beliau berdua …, hayuk sajalah! 😆
Okay, kembali ke bahasan acara.
Usai beramah-tamah, kami fokus dengan mentor yang dihadirkan oleh Gendhis Bag untuk memandu kami. Bu Rini dan Mbak Win, nama mentor kami. Dalam penjelasannya, Bu Rini menyampaikan bahwa untuk mulai merajut kami perlu berlatih menyesuaikan diri dengan hakpen dan benang yang digunakan. Lemaskan jemari, dan nikmati prosesnya. Setelah nyaman memegang hakpen dan benang, proses merajut pun akan jauh lebih menyenangkan.
Saya sendiri “kagok” setelah sekian tahun tidak menggunakan hakpen. Dulu sekali, jaman saya masih duduk di bangku SD, Ibu pernah mengajari saya merajut. Itupun hanya sampai tahap membuat tusuk rantai; setelah itu bubar jalan karena saya lebih betah memanjat pohon atau naik sepeda. 😆 Di video singkat berikut, terlihat betapa kagoknya saya. 😥
Ya, meski saat ini saya masih kagok, ingin sekali rasanya terus belajar. Menurut saya, kemampuan semacam merajut, menjahit, dan keterampilan lain, sampai kapan juga akan tetap menjadi modal berharga, investasi masa depan. Siapa tahu nanti anak-anak atau orang terdekat saya minta diajari merajut. Who knows?
O ya, apa kabar teman-teman yang sebagian besar juga masih newbie, ya? Agaknya foto berikut ini bisa menggambarkannya. 😀
Beberapa di antara kami mengeluh, termasuk saya, tetapi justru di situlah serunya. Keluhan disambung bercanda, sejenak kemudian kembali serius. Dua setengah jam pun berlalu tanpa terasa. Serius? Iya! 😀 Sayang, dua setengah jam itu bukanlah waktu yang cukup untuk menyelesaikan satu gulung besar benang. Makanya setiap peserta diwajibkan membawa pulang karyanya agar bisa menyelesaikan PR.
Di penghujung acara, kami diberi masing-masing sebuah sertifikat dari Gendhis Bag. Tak lupa, kami juga berfoto bersama mengabadikan moment bahagia “Merajut Nasionalisme” di HUT ke-72 Republik Indonesia.
Terima kasih, Gendhis Bag dan KEB Jogja. InsyaAllah, ilmu yang kami peroleh di Arisan Ilmu siang itu bermanfaat.
Well, bagaimana dengan Sahabat? Ada acara seru juga pada tanggal 17 Agustus lalu? Bagi cerita, dong! 😀
Ternyaaataaa seruuu ya makPhie, jadi ajang silaturahmi seru yaa ^_^
makin asyik karena prakteknya sambil guyon.
Aku cuma pengin ketemu phie sih. Mana hasil rajutannya? 😃
tanganku masih kaku pegang hakpen, musti latihan tiap hari biar luwes ngerajutnya
Mak Pie.. manfaat banget nih.. daku juga jarang jumpa denganmu dan Mak Ririe
Keren Phie.. Perjuangan banget ya merajut itu. Sabaaaar…. 😀
Maks….aku senang bisa ketemu mak Phie yang lucuuukkk….
Ternyata kopdaran bikin semangat untuk terus bisa kopdaran yaaaa
Mak Phie mengeluhnya toss sama aku, hahaha..Aku baru 20 menit udah heboh..
Punyamu jadi nggak? Punya sudah dong :))